KONFLIK DALAM ORGANISASI
Apa arti Konflik?
Konflik berasal dari kata
kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
Pengertian Jenis Konflik Organisasi dan sumbernya
Konflik
intrapersonal.
Konflik intrapersonal
adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat
yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Konflik interpersonal.
Konflik ini adalah
konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan
tujuan.
Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini sering kali
berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas yang ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang
individu dapat dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang
ada.Konflik interorganisasi.
Konflik antar grup dalam suatu organisasi
Suatu yang biasa terjadi,
yang tentu menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan
yang menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa
dihindari maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan
menghindari disfungsional
Jenis Jenis Konflik Organisasi
Konflik
yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu :
A.
Dari segi pihak yang terlibat dalam konflik
Dari
segi ini konflik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
-
Konflik individu dengan individu.
Konflik
semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan
dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun
antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
-
Konflik individu dengan kelompok.
Konflik
semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun
antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
-
Konflik kelompok dengan kelompok.
Ini
bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok
pimpinan dengan kelompok pimpinan
B.
Dari segi dampak yang timbul
Dari segi dampak yang timbul,
konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik fungsional dan konflik
infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat memberi
manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional
apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional
apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
Menurut
Heidjrachman dari berbagai penelitian dan percobaan ternyata ditemukan
hasil-hasil yang mirip antara yang satu dengan yang lain situasi, yang timbul
akibat adanya konflik, baik konflik yang fungsional maupun konflik yang
infungsional. Di antaranya yang penting adalah
-
Timbulnya
kekompakan di antara anggota-anggota kelompok yang mempunyai konflik dengan
kelompok yang lain.
-
Munculnya
para pimpinan dari kelompok yang mengalami konflik.
-
Ada
gangguan terhadap persepsi para anggota atau kelompok yang mengalami konflik.
-
Perbedaan
antara kelompok yang mengalami konflik nampak lebih besar dari pada yang
sebenarnya, sedangkan perbedaan pendapat antar individu dalam masing-masing
kelompok tampak lebih kecil dari pada yang sebenanya.
-
Terpilihnya
“wakil-wakil” yang kuat dari pihak-pihak yang mengalami konflik
-
Timbulnya
ketidakmampuan untuk berfikir dan menganalisa permasalahan secara jernih
Strategi penyelesaian Konflik
Cara-Cara Mengatasi Konflik
Mengatasi konflik antara
pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak yang berkonflik
untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari pihak luar yang
menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi konflik
yang telah terjadi :
a. Rujuk
merupakan usaha pendekatan demi
terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan bersama pula.
b. Persuasi
mengubah posisi pihak
lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta
dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan
standar keadilan yang berlaku.
c. Tawar-menawar
Suatu penyelesaian yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang
dapat diterima.
d. Pemecahan masalah terpadu
Usaha pemecahan masalah
dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi,
fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur.
Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara
bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
e. Penarikan diri
Cara menyelesaikan
masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan
dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak
yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling
berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan
untuk menyelesaikan konflik.
f. Pemaksaan dan penekanan
Cara menyelesaikan
konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan
apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang lebih tinggi dari
pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman,
dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara
terpaksa.
Komunikasi, Unsur dan Hambatan dari Klasifiksi komunikasi
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal. Ada beberapa ilmuwan menanfsirkan pengertian
komunikasi diantaranya:
Onong
Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi
Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 – 6:54pm — Rejals Analisis Definisi
Komunikasi Menurut Harold Lasswell.
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau
hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
(Lasswell 1960).
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman
simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/
makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald R.
Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada
penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
Everett M.
Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber
kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.
Carl I.
Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang
menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain.
New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari
rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
Bernard
Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata,
gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan
informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Definisi komunikasi : Menurut Forsdale (1981)
seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam
sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is
established, maintained and altered by means of shared signals that operate
according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem
dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang
dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Analisis : Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan
sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk
melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama
lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon
pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan
sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang
dikirimkan oleh “source” (komunikator).
William J.
Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana
simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Unsur
Komunikasi
A.
Lingkungan komunikasi
Lingkungan
(konteks) komunikasi memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
-
Fisik,
adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud. Maksudnya
adalah komunikasi bersifat nyata dan real sehingga dikatakan mempunyai tampilan
fisik, baik berupa suara maupun gerakan-gerakan sebagai tanda.
-
Sosial-psikoilogis,
meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran
yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau
permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
-
Temporal (waktu), mencakup
waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga
komponen komuniasi tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,
masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi.
B.
Enkoding-Dekoding
Dalam
ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara
atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan
kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan
gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita
menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai
dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di
atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan
dekoding.
Oleh
karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan
pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya
sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini
secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan
dari pendengar (dekoding).
C.
Sumber Penerima
Sumber
penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus
penerima (komunikan). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis,
atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca,
membaui, dan sebagainya.
Tetapi,
ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan
anda sendiri (anda mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan
melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang
lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan
penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk
mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati,
persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal
ini, anda menjalankan fungsi penerima.
D.
Kompetensi Komunikasi
Kompetensi
komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif
(Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti
pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan
(content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik
mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu,
tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain).
Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan,
suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi
komunikasi.
Dengan
meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku.
Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi
anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi
sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan kata:
Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan
kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
E.
Umpan Balik/ Feed Back
Umpan
balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat
berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal
komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain
dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya,
dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri.
Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa
yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda
tulis.
Selain
umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang lain. Umpan balik
ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan
atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah
bentuk umpan balik.
F.
Gangguan
Gangguan
(noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan
menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.
Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan
yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
G.
Saluran
Saluran
komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi
berlangsung melalui hanya satu saluran, kita menggunakan dua, tiga, atau empat
saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap
muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga
memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran
visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali
kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).
H.
Pesan
Pesan
dalam komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima
pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.
Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau
tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi
secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan,
seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala,
menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita
ungkapkan dalam melakukan komunikasi.
Hambatan-hambatan Dalam Komunikasi
Ada
beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
-
Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi
yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.
Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
-
Mengabaikan informasi yang
bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
-
Menilai sumber. Kita
cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
-
Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
- Kata
yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang
sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.
-
Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi
– tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada
yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang
berlangsung.
-
Pengaruh emosi. Pada
keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita
atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
-
Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak
yang jauh, dan lain sebagainya.
Itulah
beberapa hal yang dapat menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. dari
anekdot tadi dapat kita lihat bahwa kata “nyanyi” di artikan berbeda antara si
nenek dengan si cucu. Nenek mengartikan kata nyanyi dengan arti sebenarnya,
sedangkan si cucu, -karena telah biasa menggunakan kata nyanyi untuk buang air
kecil-, mengartikan “nyanyi” sebagai buang air kecil.
Klasifikasi Komunikasi Dalam
Organisasi
A.
Dari segi sifatnya :
-
Komunikasi Lisan
Komunikasi
lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau
peralatan yang membatasi mereka.lisan ini terjadi pada saat dua orang atau
lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi
lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara
alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak
dengan si pembicara dengan lawan bicara.
-
Komunikasi Tulisan
Komunikasi
tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat,
jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa
surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
Komunikasi
tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk
masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat
kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi
secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain
sebagainya.
-
Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal
bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan
yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan
pragmatis.
-
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan
kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti
intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.Para ahli
di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan
kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan
komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap
sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan
gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal
juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi
verbal ataupun nonverbal.
B.
Dari Segi Arahnya :
-
Komunikasi Ke Bawah
Mengalir
dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjangyang lebih rendah.
Misalnya dalam bentuk instruksi, memoresmi, prosedur, pedoman kerja,
pengumuman, dan sebagainya.
-
Komunikasi Ke Atas
Porsi
ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasike baawah. Berbeda
dengan komunikasi ke bawah, komunikasike atas mengalir dari orang pada
hierarki yan lebih rendah kejenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam
bentuk kotak sara,pertemuan kelompok, pengaduan, dan sebagainya.
-
Komunikasi Horizontal
Merupakan
pertimbangan utama dalam desain organisasi,namun organisasi yang efektif
memerlukan juga komunikasihorizontal yang sangat perlu bagi koordinasi
dan integrasi dariberaneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya,
komunikasiantar produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.
-
Komunikasi Diagonal
Merupakan
jalur komunikasi yang paling jarang digunakan,komunikasi diagonal penting dalam
situasi ketika para anggiotatidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui
jalur ini.
C.
Menurut Lawannya :
-
Komunikasi Satu Lawan Satu : berbicara dengan lawan bicaras yang
sama banyaknya.
Contoh:berbicara
melalui telepon
-
Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) : berbicara antara satu orang dengan
suatu kelompok.
Contoh:
introgasi maling dengan kelompok hansip.
-
Kelompok Lawan Kelompok :
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh:
debat partai politik.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar